Mitos Tusuk Sate??

Posted: April 22, 2010 in umum

TUSUK sate adalah mitos yang sangat terkenal. Masyarakat percaya jalan tusuk sate menyebabkan bencana dan kebangkrutan. Karena itu tak banyak orang mau tinggal di rumah yang menghadap ke jalan yang seolah menusuk itu. Sementara mereka yang tinggal di rumah dengan posisi seperti itu, biasanya selalu menghubung-hubungkan berbagai musibah yang menimpa keluarganya dengan tusuk sate. Persoalannya, benarkah ada kaitan di antara keduanya? Pakar Feng Shui Xiang Yi menjelaskan, selama ini masyarakat awam memahami tusuk sate hanya sebagai jalan yang menusuk saja. Sementara di dalam feng shui, tusuk sate adalah jalan dengan arus yang mengarah dan berhenti di depan bangunan. Aliran itu bisa berupa kendaraan yang melaju di atas jalan, orang yang sedang berjalan, atau air yang mengalir di sungai. Dengan begitu, kekuatan tusuk sate bukan hanya berasal dari jalan raya, tapi juga sungai. “Perlu dipahami, energi yang datang atau pergi secara lurus memang cenderung tidak baik. Itu sebabnya arus tusuk sate disebut aliran tanpa perasaan atau wuqing,” tulis Xiang Yi dalam bukunya “Membokar Mitos Feng Shui”. Menurut pria kelahira Riau ini, bentuk jalan tusuk sate pun macam-macam. Dari yang paling sederhana seperti huruf I, T, atau V sampai yang rumit seperti huruf W atau X. Makin ruwet bentuknya, makin banyak masalah yang ditimbulkan, apalagi bila arus yang mengalir sangat deras. Cara paling efektif untuk mengatasi gangguan tusuk sate, kata Xiang Yi adalah membangun tembok penghalang di antara jalan yang menusuk dan rumah. Tembok seperti itu disebut zhaobi, fungsinya sama seperti pagar. Bedanya jika pagar memiliki lubang di sana-sini, tembok zhaobi sangat solid. Menurut Xiang Yi, padatnya dinding membuat pemandangan di depan rumah tertutup rapat. Dengan begitu gangguan yang timbul karena bentuk tusukan, pemandangan aliran air deras yang lurus menusuk, sudut atap atau tembok rumah tetangga yang runcing, sapuan sinar lampu kendaraan, debu dan asap kendaraan, dapat teratasi sementara. Sementara itu untuk keindahan dan fungsi lainnya, zhaobi tidak selalu berbentuk persegi yang kaku. Xiang Yi menjelaskan bahwa tembok penghalang energi yang menusuk itu bisa pula berbentuk seperti buah labu holo atau benteng. Lalu untuk memaksimalkan daya guna feng shuinya, dinding bisa diberi atap segitiga, bulat, atau hiasan lainnya. Misalnya energi tempat zhaobi berada bersifat tanah, sedangkan fungsinya adalah untuk menghalangi bentuk tusukan air yang terlalu deras, maka zhaobi sebaiknya dibuat bulat, bentuk yang mewakili elemen logam. Dengan demikian aliran energi dari luar ke dalam tidak terputus oleh adanya dinding. Sebaliknya, malah saling menghidupkan. Meskipun begitu, lanjutnya, zhaobi tidak serta merta bisa dibangun begitu saja. Antara tembok dan badan rumah harus ada ruang dengan jarak minimal lima meter. Areal terbuka yang cukup luas itu disebut mintang, dibutuhkan sebagai tempat untuk mengolah energi. “Tetapi jika halaman rumah kita tidak cukup luas, ruang utama dalam rumah harus cukup besar dan baik sehingga bisa digunakan sebagai tempat pengolahan. Hunian di kompleks perumahan pun rata-rata dikelilingi pagar tembok. Itu sebenarnya sudah merupakan zhaobi, hanya lebih pendek,” jelasnya. Menurutnya, jika akan digunakan untuk menhalangi gangguan sinar, angin, atau bentuk, tinggal menjadikannya pagar yang solid saja. Khusus untuk gangguan suara atau shengsha tidak dapat diatasi oleh zhaobi, tetapi dengan ruang kedap suara. Atau jika memenuhi persyaratan, suara yang berisik dapat diredam dengan gemericik air terjun atau yang sejenisnya. Tusuk Sate Tak Selalu Buruk Arus yang kuat adalah akselerator yang baik. Alirannya dapat menggerakkan energi baik maupun buruk yang ada di suatu lingkungan. Karenanya dalam kondisi tertentu, arus yang lurus menusuk seperti tusuk sate dapat dimanfaatkan untuk memacu kekuatan energi, yang berguna bagi penghuni rumah. Para ahli feng shui kuno menyebut keadaan itu dengan istilah “mustika tak ternilai yang teraktifkan”. Xiang Yi menjelaskan, hubungan energi di dalam rumah tusuk sate juga berpaku pada interaksi lima elemen. Akan sangat bagus bila unsur-unsur yang bertemu saling mendukung atau menghidupkan. Sebagai contoh, energi dari jalan pendek yang menusuk ke sebuah rumah, adalah kayu. Sedangkan lokasi pintu utama rumah yang tertusuk berada pada posisi bintang delapan yang berenergi di rumah tusuk sate tersebut bentrok. Hal itu pasti akan berpengaruh pada penghuni rumah. “Tetapi pada tahun 2004 hingga 2008, jalan menusuk itu malah berpengaruh baik bagi seisi rumah. Pasalnya, dalam masa beberapa tahun tersebut, elemen hetu adalah api, sehingga reaksi yang terjadi bukan kayu merusak tanah, tapi kayu menghidupkan api, lalu api menghidupkan energi tanah yang ada di pintu utama. Keadaan itu menjadikan qi baik yang terbawa masuk ke dalam rumah sangat kuat,” paparnya. Sementara itu di dunia properti, sambungnya, para pengembang sering memperebutkan lahan-lahan di lokasi strategis untuk membangun pertokoan atau perkantoran. Lokasi seperti itu biasanya berada di dekat perempatan atau mulut jalan, titik tertentu, lahan pasti akan berhadapan dengan jalan tusuk sate. Tetapi bangunan di posisi yang mudah tertangkap mata malah laku dan bernilai jual tinggi. “Papan reklame yang dipasang di tempat-tempat tersebut pun memberi hasil maksimal. Jadi tusuk sate belum tentu buruk,” pungkasnya. sumber : lifestyle.okezone.com

Tinggalkan komentar